Pages

 

Selasa, Juli 08, 2008

mencapai potensi yang maksimal

0 komentar
Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir,
rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai
kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.
Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang
sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.

Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :

* Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini
dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.
Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.
Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,
meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap
aspek kehidupanmu.

* Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus
melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda.
Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang
dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan
tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan
pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri

* Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu.
Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia
berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia
akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.
Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan.
Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.

* Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...
Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya
dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai
trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.
Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu
selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang.

* Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun
Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi
tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi
tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang
menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup
berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.


* Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar
yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri.
Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,
Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita,
namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.
Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan
apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.

* Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu
sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan
sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,
sekarang juga !



( Dikutip dari : Mencapai potensi hidup yang maksimal by Joel Osteen)
Read more...

Senin, Juli 07, 2008

hakikat dunia

0 komentar
Sahabat yang mulia, Jabir bin Abdullah, mengabarkan bahwa Rasulullah pernah melewati sebuah pasar hingga kemudian banyak orang yang mengelilinginya. Sesaat kemudian beliau melihat bangkai anak kambing yang cacat telinganya. Beliau mengambil dan memegang telinga kambing itu seraya bersabda, ''Siapa di antara kalian yang mau memiliki anak kambing ini dengan harga satu dirham.'' Para sahabat menjawab, ''Kami tidak mau anak kambing itu menjadi milik kami walau dengan harga murah, lagi pula apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?'' Kemudian Rasulullah berkata lagi, ''Apakah kalian suka anak kambing ini menjadi milik kalian?'' Mereka menjawab, ''Demi Allah, seandainya anak kambing ini hidup, maka ia cacat telinganya. Apalagi dalam keadaan mati.''

Mendengar pernyataan mereka, Nabi bersabda, ''Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini untuk kalian.'' (HR Muslim). Pada suatu waktu, Rasulullah memegang pundak Abdullah bin Umar. Beliau berpesan, ''Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan (musafir).'' Abdullah menyimak dengan khidmat pesan itu dan memberikan nasihat kepada sahabatnya yang lain. ''Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi.

Sebaliknya, bila engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore. Ambillah (manfaatkanlah) waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah masa hidupmu untuk beramal sebelum datangnya kematianmu.'' (HR Bukhori). Allah SWT berpesan pada pelbagai ayat tentang hakikat, kedudukan, dan sifat dunia yang memiliki nilai rendah, hina, dan bersifat fana. Dalam surat Faathir ayat 5, Allah menekankan bahwa janji-Nya adalah benar. Dan, setiap manusia janganlah sekali-kali teperdaya dengan kehidupan dunia dan tertipu oleh pekerjaan setan.

Di ayat lain dalam surat Al-Hadid ayat 20, Allah berfirman, ''Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” .
''Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.'' (QS Al-Kahfi: 45).
Read more...

Jumat, Juli 04, 2008

dialah sahabat-q

0 komentar
Aku gak berharap untuk jadi orang terpenting dalam hidupmu,itu mustahil bagiku.
Ak hanya berharap ketika suatu hari nanti,kau mendengar namaku,kau akan tersenyum bangga&bilang "dia sahabatku''
Read more...

Kamis, Juli 03, 2008

rindu kekasih

0 komentar
Ya allah,aku tidak meminta seseorang yang sempurna,melainkan berikan aku seseorang yang sungguh mencintaimu lebih dari segala sesuatu yang membuat cintaku kepada-Mu tetap utuh bahkan membuatku lebih mengagumi-Mu.sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu,bukan mencintainya dengan hanya sekedar cintaku
Read more...

Minggu, Juni 29, 2008

Dahsyatnya potensi manusia

0 komentar
Jika Anda ditugasi oleh atasan Anda untuk pergi ke suatu kota yang jauh dari kota Anda, tetapi Anda tidak diberi bekal untuk pergi kesana, sementara Anda tidak memiliki bekal sendiri, apakah Anda mau pergi? Seseorang pemberi tugas yang baik dia akan melihat apakah dia mampu atau tidak untuk melaksanakan tugas tersebut. Jika tidak dia harus memberikan bekal tersebut kepada orang yang diperintahkannya.

Begitu juga Allah SWT, Allah SWT tentu sudah memberi bekal kepada kita untuk mengemban tugas besar kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Bekal yang sudah diberikan kepada kita ialah akal beserta potensi-potensi lainnya, hati dan jasad.

Potensi yang diberikan kepada manusia akan berjalan baik dan tersalurkan dengan baik apabila manusia mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Segala potensi pada manusia diperuntukkan dan disediakan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan ibadah dan melaksanakan fungsi khalifah.

Dengan potensi inilah manusia dikehendaki mampu menjalankan misi sebagai khalifah yang diamanahkan kepada manusia oleh Allah SWT, padahal makhluk lainnya enggan untuk memikul tugas ini karena beratnya.

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS.33:72)

Kita semua sudah menyaksikan dan bahkan mengalami bagaimana dahsyatnya potensi manusia. Manusia menjadikan peradaban dan teknologi berkembang dengan pesatnya, yang seakan sebuah keajaiban, sesuatu yang tidak terpikirkan pada suatu jaman bisa terealisasi pada jaman berikutnya.

Namun, siapakah yang menguasai peradaban dan teknologi tersebut saat ini? Sudahkah kita mengoptimalkan potensi yang kita miliki?
Read more...

Kamis, Juni 26, 2008

syukur

0 komentar
Bersyukurlah atas masa2 sulit yg kau hadapi,karena selama itulah kau tambah menjadi dewasa.Bersyukurlah atas keterbatasan yg kau miliki,karena hal itu memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri.Bersyukurlah atas setiap tantangan baru,karena hal itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.Bersyukurlah atas kesalahan yg kau perbuat,karena hal itu memberimu pelajaran yg sangat berharga.
Read more...

motivasi

0 komentar
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak menyerah . Allah menyukai orang-orang yang sabar. QS Ali Imran:146 menggambarkan bagaimana kokohnya para pengikut para nabi. Mereka berperang dan mereka ditimpa bencana, tetapi mereka tidak lemah, tidak lesu dan tidak menyerah. Mengapa ketakwaan dan kesabaranlah yang membuat mereka begitu kokoh setegar batu karang diterpa air laut.

Jadi Optimis Sekarang Juga!

Perang dan Bencana Dihadapan Kita
Kita, saat ini, sama seperti para pengikut nabi yang digambarkan pada ayat di atas. Kita saat ini sedang berperang dan sedang ditimpa becana. Dengan kata lain kita saat ini sedang menghadapi musuh dan sedang ditimpa musibah yang cukup besar.

Siapa musuh kita? Musuh kita bukan hanya orang yang ingin menghancurkan Islam saja, tetapi yang termasuk musuh kita juga adalah kebodohan, kemiskinan, keterbelakan, dan jauhnya umat Islam dari Islam. Bukan itu semua harus kita perangi?

Kita juga sedang ditimpa bencana, bukan hanya tsunami, gunung Merapi yang sebentar lagi meletus, bukan hanya banjir dimana-mana, atau wabah-wabah penyakit. Bencana yang tidak kalah mengerikan ialah hilangnya semangat masyaratkan untuk memperbaiki diri dan hilangnya hati nurani sebagian besar pemimpin kita.

Sifat anarkis yang sering kita jumpai di TV, adalah bukti nyata keputus-asaan masyarakat karena merasa tidak ada usaha lain lagi yang bisa diperbuat. Sementara sebagian pejabat hanya berbicara saja atau pragmatis saja tanpa tindakan nyata memperbaikinya.

Bersabarlah!
Bersabar bukan berarti harus diam. Bersabar artinya tidak menyerah, artinya lagi tetap dalam perjuangan. Tetap berperang dan tetap memperbaiki diri. Akan lebih baik bukan untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain disekitar Anda karena ujung-ujungnya akan berdampak kepada Anda juga. Bagaimana supaya bisa bersabar? Ayat berikut akan menjawab pertanyaan ini:

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah:45-46).

Anda akan mudah bersabar jika Anda termasuk orang-orang yang khusyu’ yaitu orang yang meyakini akan menemuai Tuhannya dan yakin bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. Bagi orang-orang khusyu’ berputus asa atau menyerah adalah pantangan karena meraka yakin bahwa segala yang datang itu dari Allah SWT dan akan kembali kepada Allah SWT.

Sementara kekhusyu’-an akan datang jika Anda memiliki ilmu dan secara konsisten mendengarkan serta memahami kandungan Al Quran, seperti yang dijelaskan dalam ayat berikut:

Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman . Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (Al Israa’:107-109).
Read more...